GITA PLAYLIST

Hello Semua..

google translate
Please select language what you like .. ^ ^

Google Translate
Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese English French German Spain Italian Dutch

Gay, Genetis, Pilihan atau Pola Hidup?


Rabu, 04 November 2009 16:05
KapanLagi.com - Rasanya sudah tidak aneh lagi jika sekarang kita agak lebih mudah menjumpai pasangan gay berjalan berpasangan atau bergandengan bahkan berpelukan sebagai sepasang kekasih bahkan di tempat seperti di Mall atau di berbagai cafe atau tempat nongkrong lain. Uniknya, pasangan gay ini lebih nampak jika merupakan pasangan antar pria, sedangkan tidak begitu nampak di kalangan antar wanita. Kemungkinan hal ini muncul karena budaya kita yang agak lebih membebaskan sesama wanita untuk berdekatan secara fisik seperti berpelukan atau bergandengan tangan daripada antar pria. Jiji nih gambar....!!!!

Hampir bisa dipastikan jika seorang pria menggandeng tangan seorang pria lain, maka yang ada di pikiran kita, kedua pria tadi adalah gay, apalagi jika sampai berpelukan sambil berpandangan mesra sudah jelas di pikiran kita bahwa kedua orang tadi adalah sepasang kekasih gay.

Mungkin jika tergelitik, kita akan mulai berpikir apa yang menyebabkan seorang pria bisa tertarik kepada pria lain? Apakah karena pengaruh pergaulan, pengaruh sosial, pilihan pribadi atau apakah memang seseorang menjadi gay karena faktor genetik?

Sebagian besar dari kita mungkin akan terkejut ketika ternyata, dari salah satu penelitian yang dilakukan hampir semuanya mengacu bahwa gen ternyata berperan sangat penting dalam orientasi seksual seseorang. Alan R. Sanders, salah satu profesor dari Northwestern University, Amerika yang pernah melakukan penelitian selama 14 tahun lamanya, dan melibatkan lebih dari seribu pasangan gay menemukan bahwa kemungkinan besar gay menular melalui gen.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa selama berada dalam kandungan, ketika bayi terpapar testosteron (hormon pria), lebih banyak, maka jari manis akan tumbuh lebih cepat. Dari dasar penelitian inilah, maka salah satu peneliti lain (yang juga tidak pernah disebutkan namanya, dan dibahas dalam nymags.com) memiliki hipotesis. Ia berpendapat bahwa panjang relatif jari manis dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah seseorang memiliki kecenderungan menjadi gay atau tidak.

Dalam teori tadi, semakin banyak kita terpapar testosteron ketika dalam kandungan, maka kecenderungan sifat hormon tadi akan mempengaruhi, dan dengan kata lain, pada kaum gay pria, hal ini terjadi karena kekurangan paparan hormon ini, sedangkan pada kaum gay wanita (lesbian), sifat ini didapat karena terlalu banyak terpapar hormon testosteron tadi.

Perbandingan Jari


Perbandingan Jari © KapanLagi.com


Untuk Pria

Jika jari manis pria relatif lebih panjang daripada jari telunjuknya, maka menurut teori paparan hormon di atas, maka pria tadi tidak akan memiliki kecenderungan gay, dan sebaliknya, jika jari manis panjangnya relatif sama dengan jari telunjuk, maka kemungkinan besar pria tadi adalah memiliki kecenderungan untuk menjadi seorang yang memilih pasangan sesama jenis.


Untuk Wanita

Sedangkan untuk wanita, teori tadi juga dapat diaplikasikan. Karena secara teori, seorang wanita memiliki tingkatan hormon testerone (hormon pria) yang sama dengan esterogen (hormon wanita), maka wanita non lesbian cenderung memiliki panjang relatif jari manis yang sama panjang dengan telunjuk.

Sebaliknya, jika jari manis relatif lebih panjang daripada jari telunjuk, maka dapat ditarik kesimpulan (walaupun tidak selalu benar), bahwa wanita tadi memiliki kecenderungan menyukai sesama jenis juga.

Coba cek jari Anda apakah benar teori tadi? Ataukah Anda memiliki kepercayaan tersendiri bagaimana seseorang menjadi lebih memilih sesama jenis? Semuanya terserah Anda! :)

0 komentar:

Posting Komentar